Aku Rindu Duhai Kekasih
Agung
“Sungguh telah ada pada diri rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahamat) Allah dan kedatangan hari akhir dan dia banya menyebut nama Allah.”
“Tak ada
yang menandingi keanggunan prangaimu.
Dunia ini
tercipta karna nur mu, betapa sungguh Tuhan
amat mencintaimu.
Ya Mustafa,
kekasih Ilahi.
Aku adalah
serpihan kecil dari umatmu yang mencintaimu, yang merindu akan ketulusan cintamu, yang memuja keagungan akhlakmu. Duhai
manifestasi Tuhan dijagad. Wahai kekasih Allah, sungguh walau aku belum
sekalipun berjumpa dengan wajah anggunmu, tapi keriduaan ini amat dalam. Duhai
junjungan, keselamatan dan kesejahtraan untukmu selamanya. Duhai al Maksum
dengarlah ratapku ini.
Kalau
kata Hadad Alwi, “Rindu ini tak tertahan lagi”. Itu karna rasa cinta yang amat dalam. Meresap kedalam
hati, lelebur bersama aliran darah...
Telah
banyak kitab yang bertumpuk-tumpuk dirak diperpustakaan.
Sudah ratusan orang berilmu melelaah, mengkaji dan mendiskusikannya lalu
kemudian menuliskan keanggungan akhlaknya. Namun tetap saja sosoknya yang
menawan ini tak pernah bosan untuk
diperbincangkan serta tetap mempesona dengan keagunagnya. Tak akan
pernah habis keanggunan pribadinya untuk dipelajari.
Sehingga
tetap menjadi kajian abdi sepanjang hayat. Pribadi yang tinggi dan anggunan sosok nan mulia ini,
ialah Nabi Muhammad saw. Yang dilahirkan dikota tandus bernama Mekah yang disana terdapat
peninggalan sakral, yaitu bangunan hitam persegi
bernama ka’bah.
Saat
masih belia, beliu tumbuh menjadi pemuda paling menonjol diantara teman
sebayanya. Cerdas dan berbudi luhur dengan segala kecakapannya. Sikapnya yang
mempesona dan kejujuran yang tak tertandingai membuatnya mendapat gelar al amin
(yang terpercaya) yang mana sebelumnya belum ada satu pun orang yang berhak
mennyandang gelar tersebut.
Seorang
kekasih sejati, akanlah selalu indah dipandang dan senang untuk dibincangkan. Tak pernah bosan disapa dan
disebut-sebut. Dengan demikian sosoknya
yang suci, amat melekat dihati para pencintanya.
Sebuah
syair yang saya tulis sendiri, untuk melukiskan betapa beliau sungguh melekat
dalam hati ini. Sebuah syair, sengaja saya bingkiskan untuk kekasih Agung, yang nyata saya
pun menjadi pencinta kekasih hati segenap umat ini.
Tatkala
kemegahan duniawi dipertontonkan
Kesombongan
dan kedurhakaan dipuja-puja
Harkat
drajat manusia tak bernilai lagi
Bak
hewann ternak yang diperjual belikan di pasar
Lalu ia hadir, membawa cahaya
Memberi
sejuk di tengah dahaga
Memberi
napas ditenggah-tengah sesaknya hidup
Dialah
junjunanku, kekesih illahi
Muhamad
rosulullah al Mustafa..
Sosok mulia, yang tiada setitik pun celah
keburukan. Ia adalah insan paripurna. Ia adalah manifestasi illahi dimuka bumi,
wakil illahi yang bertugas membenahi
akhlaq manusia yang kian terpuruk disebuah tanah yang memuja perbudakan dan berhala. Dalam sabdanya Ia menyatakan, “Aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlaq.”
Manusia
yang dipilih oleh Tuhan, haruslah
ia adalah sosok yang sempurna dengan akhlak dan budi yang agung, sumber inspirasi yang menjadi
pokok segala rujukan.
Segala tinggkahnya adalah magnet utama, yang menarik segala sesuatu.
Ya
illahi, betapa agungnya sosok wakil-Mu.
Jika kekasih-Mu saja sebegitu agungnya, apalagi Engkau ya illahi, sumber
segala keagungan dan kesempurnaan sejati.
***
Pada mulanya Aku mendengar nama
itu dari ibuku, ia sering bercerita tentang keagungan dan ketinggian akhlaknya.
Saat aku masuk sekolah dinilah puji-pujian serta sholawatan tentang beliau
selalu bergema, melalui nadoman-nadoman yang kami hapalkan bareng-bareng
santri lain. Kami makin mengenalnya saat
didapati suatu pelajaran yang membahas secara khusus tentang beliau yaitu
mata pelajaran akhlak lebih lanjut dalam sejarah perkembangan islam
yang mana beliaulah yang menjadi sosok utamanya.
saya terima pengertian itu dari
sekolah agama setingkat sekolah dasar. Maka dari itu semua tumbuhlah kecintaan
luar biasa terhadap sosoknya. Sosok idaman
seluruh umat, idola sepajang hayat.
Segala tingkahnya,
gerak-geriknya menjadi hal yang perlu
kita contoh, menjadi inspirasi untuk memwujudkan hidup dan kehidupan yang
berkualitas.
Bagiku sendiri kini. Beliau
menjadi inspirasi terbesar. Segala yang ku bangun bahkan yang ditulis ini
adalah epek dari rasa takjub kepadanya serta senantiasa berupaya menjadi
pengikutnya yang setia, walaupun aku dan beliau terpaut jarak dan waktu yang
berabad-abad. Katanya cinta itu tak terbatas, sekalipun jarak, ruang dan waktu
menjadi hal demikian.
Akhirnya, segala kerinduan ini
semoga menjadi nilai dan menebarkan pula pada kerinduan-kerinduan pada yang
lain, pada keluarganya yang agung, para sahabatnya yang setia dan segenap umat
yang tetap teguh pada ajarannya.
Semoga segala kebaikan terus menyebar
kehati-hati mereka yang belum mengenalnya, kepada meraka yang selalu melecehkan
nya dan ajarannya. Semoga Allah Swt.
memberikan hidayah kepada mereka sehingga mereka berbalik menjadi para
pembelanya.
Ku titipkan salam lewat aingin,
Lewat beriak air bahkan kepada awan-awan putih.
Aku sering bicara kepada awan:
“Wahai awan, bukankah dulu kau yang meneduhinya saat ia sedang berhijrah,
kepanasan ditengah gurun yang kejam.
Ku kira, seandainya akupun menjadi awan tentu akan ku lakukan halnya
serupa, menjadi peneduh saat ia kepanasan terik...
Wahai awan, sampaikanlah salam ku untuknya, mohonkanlah kepadanya kelak
nanti aku ini dimasukkan kedalam jajaran kekasihnya.
Wahai ibu, yang mengajarkanku cinta. Katamu ia sangat mencintai kaum papa,
pakir miskin, anak yatim, para jopo...
Katamu jua ia itu sangat bersahaja dan ramah, dan jika ingin menjadi
kekasihnya maka harus juga mengikuti apa yang ia cintai.
Wahai ibu, dengan segala kebaikan dan kebrkaahmu.
Doakanlah anakmu ini menjadi hawariyun-hawariyun untuknya dan
ajarannya......
***