Gandhi pernah
menyatakan bahwa keberhasilan itu ditentukan oleh pandangan yang baik terhadap
segala sesuatu. Jika pandangan yang muncul pertama kali adalah ambisi dan
mental menguras habis, tentu cara pandang ini akan menciptakan perilaku yang
demikian juga. Begitu pula dalam melihat alam. Yang jelas bahwa, akar dari segala perilaku itu
muncul dari sebuah keyakian, dan James MacConnell pernah menyatakan dalam
bukunya bahwa pandangan kita terhadap sesuatu muncul, tumbuh dari keyakinan diri.
Untuk itulah,
segala keburukan yang muncul kepermukaan adalah hanya sebuah epek dari sebuah
pemahaman yang menjadi landasan. Asap tak mungkin mendahuli api, begitu pula
aksi yang muncul. Tentu ada dalil atau landasan yang menjadi factor
pendorongnya. Maka menjadi perlu kiranya, kita memohon kepada Allah Swt untuk
selalu menjaga kita, agar tetap diberikan perlindungan sehingga apa yang kita
lakukan dan kita perjuangkan memiliki landasan yang jelas dan tidak melanggar
ajaran-Nya.
Nabi memberikan
wasihat tentang sebaik-baiknya umatku
adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Merenungi ucapan bijak ini, nampaknya Nabi
ingin memberikan pandangannya yang
sejati. Bahwa apalah artinya segala sesuatu yang diperoleh ataupun yang diperjuangkan,
jika pada akhirnya semua yang diperjaungkan itu tidak memberikan epek apa-apa
terhadap orang lain dan sekitarnya. Bahkan Ali Syariati pernah menyatakan bahwa
hamper sebagaian besar dari ayat-ayat yang terkandung didalam al-Quran
berkenaan tentang sesama.
Konsep Memahami Hidup Secara Epektif
Hidup epekif
adalah pola hidup yang diinginkan oleh kebanyakan orang, karenanya dengan hidup
secara epekif adalah menghadirkan pola hidup yang bermanfaat dan terhindar dari
kesia-siaan. Namun sayangnya pola hidup demikian tidaklah mudah untuk
diwujudkan. Banyak sekali hambatan yang harus dihadapi, terutama kaitannya
dalam mendisiplinkan diri. Penulis sendiri pun merasakan demikian sulitnya
untuk menghadirkan itu. Tetapi paling tidak dengan adanya usaha yang keras,
sedikit demi sedikit , kita akan mampu bergerak untuk meningkatkanya. Ingatlah
Kota Roma tidak dibangun dengan sehari. Dalam hal ini, penulis mencoba
melakukan analisa dengan masalah yang ditemui dilapangan. Sehingga
berkesimpulan, dari apa yang ditemui jelaslah nampak adanya sebuah penurunan
kualitas, sehingga amatlah perlu adanya pembangunan atau pembentukan konsepsi
menghadirkan agar hidup lebih
epektif. Semua kenyataan yang
kita jumpai akan penting atau tidak, bergantung bagaimana kita menyikapinya.
Sikap itulah yang menetukan sukses atau tidaknya kita. Sama juga kita dalam
menyikapi hidup ini. Sikap kita hari ini menentukan hari yang akan datang,
untuk itu bangunlah kehidupan ini dengan baik, agar masa depan yang akan dating
pun baik.
Memperlakukan
orang lain seperti memperlakukan diri sendiri, adalah ciri pribadi unggul.
Horace menyatakan dengan kata-kata nasihatnya yang indah yang saya kutip dari
bukunya Dr. Ibrahim Elfaky, bahwa orang
yang berlaku lemah lembut kepada orang lain akan banyak mendapatkan kemajuan
dalam hidup. Bagaimana bisa? Percayalah hidup ini timbal balik, siapa yang
memberi tentu ia akan diberi, yang tersenyum akan dibalas senyuman. Sama ketika
memperlakukan orang dengan baik, tentu suatu saat orang lain yang kita
perlakukan dengan baik pun akan membalasnya. Logika sederhana. Apa lagi jika
kita menggunakan logika pembari kebaikan. Satu kebaikan yang kita berikan,
tuhan akan membalasanya dengan 700 kebaikan.
Inilah cara Tuhan
menjadikan hamba-Nya melimpah ruah dengan kebaikan. Lihat firman-Nya, Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 261; “Perumpamaan
orang-orang yang menafkahkan sebagaian rizkinya dijalan Allah, seperti biji
yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Pada
tiap tangkainya ada seretus biji dan Allah melipat gandakan bagi siapa yang
dikehendakinya, dan Allah luaskan karunia-Nya, lagi maha mengetahui.”
Jadi jika kita
merasa yakin dengan informasi dari Tuhan diatas, tentu hal demikian akan benar
Anda rasakan sendiri, dengan harapan
tergeraknya Anda untuk melakukan banyak kebaikan. Tetapi jika Anda
sendiri meragukannya, semuanya akan berbalik pada Anda sendiri, atau paling
tidak Anda sendiri akan banyak kehilangan kesempatan untuk melakukan kebaikan,
yang kelak Anda sendiri yang akan merasakanya. []
0 komentar:
Posting Komentar