Imam Ja’far menyebutkan bahwa
saat noktah hitam itu mengusai seluruhnya dengan artian titik putih itu
tergantikan, maka seseorang yang sudah demikian akan susah untuk kembali
kejalur kebaikan. Dan saya kira inilah yang amat berbahya dan patut untuk
diwaspadai. Saat hati tak lagi bisa merasa, tak lagi terikat pada nilai
kebaikan, artinya hati telah kelam diselimuti oleh awan mendung. Jika hal ini
terjadi, maka epek yang akan muncul adalah hadirnya sosok yang membawa
kemunduran dan buta mata hati dari kebaikan, mata bathinnya telah terhijab oleh
noktah hitam yang disebabkan prilaku pelanggaranya.
Matinya mata hati mencegahnya untuk melihat kebenaran
apalagi menggali kebenaran, meskipun
mata lahirinya normal. Allamah al-Majlisi ra. menjelaskan bahwa iman
memerintahkan kita untuk takut kepada segala jenis dosa, kerena dosa tampak
seperti demikian sehingga ia tidak
mungkin diabaikan.
Manusia yang memiliki hati hitam sulit atau tertutup
telinga, mata dan hati dari nasihat-nasihat yang mengajak pada kebenaran dan kebaikan. Sikap tertutupnya itu
disertai dengan sebuah pengakuan bahwa apa yang ia lakukan adalah tindakan yang
baik pula, takayal mereka pun membuat dalih untuk menguatkan kedudukanya.
Sebuah tindakan burukkan bertambah buruk jika dibareng dalih yang terlihat
seperti kebenaran.
0 komentar:
Posting Komentar