Download

Rabu, 02 Januari 2013

Artikel 3. Menghadirkan Kebaikan Bagi Sesama





Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.  
-Sayyed Qutb-
 
Menghadirkan kebahagiaan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi membaginya kepada orang lain agar ikut juga merasakannya. Bukankah  kualitas manusia ditentukan oleh seberapa bermanfaatnya bagi sesama, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw.  dalam  sabdanya. Kemudian nabi pun memberikan jaminan terhadap mereka yang selalu berbuat untuk sesama  “Barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang Mukmin di dunia, niscaya tuhan akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan urusan orang yang kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat. Allah pasti  akan menolong seorang hamaba selama ia mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Kepedulian terhadap kepentingan orang lain tanpa mengabaikan kepentingan  sendiri adalah perilaku luhur yang diajarkan kanjeng Nabi kepada umatnya. Bahwa pribadi yang terbaik adalah pribadi yang senantiasa  berusaha untuk mewujudkan kebaikan dan manfaat bagi sekitarnya. Ia senantiasa berpikir bagaimana memberikan kebaikan atau memberikan solusi untuk mengeluarkan mereka yang sedang ditimpa keterpurukan.

Bukankah hewan juga hidup dengan asas saling menguntungkan melalui insting yang diberikan oleh Allah, seperti Buaya dan burung pipit, seekor buaya besar dengan gigi tajam membuka mulutnya lebar, lalu  masuklah seekor burung pipit kemulut buaya itu.  Burung pipit itu membersihkan  sisa-sisa makanan yang masih terdapat disela-sela giginya. Setelah itu burung pipit keluar dari mulut buaya itu dengan selamat.

Semuanya Bisa Untung
Stephen R. Cover menyatakan “Pada hakikatnya sebagaian besar sikap adalah bagian dari realitas yang menuntut kerja sama  dan tolong menolong  di antara kita dan orang lain. Karna itu filsafat untung untuk semuanya adalah satu-satunya pilihan  dari lima pilihan yang ada.” Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa keempat pilihan lainya mendatangkan akan mendatangkan kerugian bagi diri sendiri sekaligus orang lain. Lima pilihan itu ialah;

1    1. Saya untung, Anda rugi.
Mereka yang meyakini hidup adalah pertarungan akan meliliki keyakianan bahwa kebaikan  hanya untuk dirinya dan keburukan  hanya untuk orang lain. Seorang yang cara berpikirnya cenderung dikuasai oleh egoism. Parahnya adalah  senang memperoleh keuntungan diatas penderitaan yang lain, karnanya menjegal hak-hak yang lain itu menjadi hal yang biasa untuk  mendapatkan kebaikan dalam kehidupannya. Tipe manusia seperti ini akan merasa senang dan bahagia dengan keberhasilan pribadi, lalu akan merasa tidak senang bahkan menderita ketika orang lain mendapatkan keberhasilan, sebaliknya merasa bahagia jika mendengar orang lain gagal, walaupan  tidak menampakannya.
               
2  2.  Saya Rugi, Anda untung.
Orang tipe ini adalah mereka yang memiliki sebuah keyakinan berani mengabaikan kebaikkan dan hak-haknya sendiri demi orang lain.  Pada dasarnya mereka tidak memiliki keperibadian bahkan peganganan hidup. Mereka melangkah mengikuti jalan yang ditujukan orang lain, bertindak atas arahan dan kemauan orang lain.Konsep ini bahkan lebih buruk dari yang sebelumnya karean tidak memiliki tujuan dan orientasi. 

Bagaikan boneka yang digerak-gerakan oleh pemiliknya. Orang-orang yang memiliki    pemikiran seperti ini akan mengalami banyak perasaan negative, lalu menyimpanya sendiri di dalam hati. Merurut Ahmad al-Aththar, perasaan tidak diungkapkan oleh pemiliknya takakan bisa mati untuk selamanya, ia terus hidup lalu akan mengakibatkan berbagai macam penyakit psikologis akut.

Ciri yang nyata dari orang seperti ini, ketika Anda ajak bicara orang tipe ini Anda akan tahu berapa ia tidak memiliki kepribadian. Apa pun yang Anda katakana selalu setuju, menerima bulat-bulat apa yang mereka katakana sehingga tak satupun mengemukakan pemikiranya. Ini tentunya merupakan factor kelemahan, kekerdilan, dan perasaan kalah yang bersemayam didalam dirinya, M. Ahmad al-Aththar menjelaskan lebih lanjut. 

33.  Saya rugi, Anda rugi
Prinsip dasar dari pemikiran ini adalah “Kehancuran untuk semuanya”. Orang yang menganut pemikiran ini selalu menbarkan permusuhan, tak pernah peduli terhadap sekelilingnya. Melukai, menyakiti dan menghancurkan orang lain adalah tujun utamanya, bahkan rela membayar dengan harga berapapun asalkan tujuanya kesampaian. Perasaannya selalu diliputi rasa dendam. Mereka itu punya ganguan kejiwaan. Sepanjang sejarah pemikiran inilah yang menghancurkan peradaban. Sehingga konsep pemikiran inilah yang paling berbahaya.

44.  Hanya saya yang untung
Jenis pemikiran ini hanya peduli dan tertuju apa kepantingan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain, saudara, teman dan umat. Orang yang menganut paham ini sangat lemah pengaruhnya bahkan tidak ada sama sekali, semua ini disebabkan mereka hanya memperdulikan kepentingannya saja.

55.  Anda Untung, Saya pun untung  
Jenis pemikiran terakhir, di sebutkan oleh M. Ahmad al-athtar sesuai dengan ajaran islam yaitu sama-sama saling menguntungan. Dengan menganut pemikiran ini, seseorang akan berusaha untuk mewujudkan kemaslahatan bagi dirinya dan orang lain disekitarnya. Mereka menyadari sebagai makhuk yang tidak bisa lepas dari bantuan orang lain maka prinsip ini akan mmenghadirkan akan pentingnya kepedulian.

Hukum tarik-menarik adalah hukum paling indah. Hukum ini tekun dan setia, memberi kepada setiap orang, apa yang di fokuskan secara dominan oleh  mereka. Anda bukanlah perkecualiaan dalam hokum ini, dan hokum ini milik anda untuk digunakan demi apapun yang di inginkan. Hukum ini tak bisa gagal, Kita hanya perlu belajar menggunakannya dengan benar.
 -Rhonda Byrne-


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More