Orang yang
hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai
orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai
orang besar dan mati sebagai orang besar.
-Sayyed
Qutb-
Menghadirkan
kebahagiaan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi membaginya kepada orang lain
agar ikut juga merasakannya. Bukankah kualitas
manusia ditentukan oleh seberapa bermanfaatnya bagi sesama, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw.
dalam sabdanya. Kemudian nabi pun
memberikan jaminan terhadap mereka yang selalu berbuat untuk sesama “Barang siapa yang menghilangkan kesusahan
orang Mukmin di dunia, niscaya tuhan akan menghilangkan satu kesusahannya di
hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan urusan orang yang kesulitan, niscaya
Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat. Allah pasti akan menolong seorang hamaba selama ia mau
menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Kepedulian
terhadap kepentingan orang lain tanpa mengabaikan kepentingan sendiri adalah perilaku luhur yang diajarkan
kanjeng Nabi kepada umatnya. Bahwa pribadi yang terbaik adalah pribadi yang
senantiasa berusaha untuk mewujudkan
kebaikan dan manfaat bagi sekitarnya. Ia senantiasa berpikir bagaimana
memberikan kebaikan atau memberikan solusi untuk mengeluarkan mereka yang
sedang ditimpa keterpurukan.
Bukankah
hewan juga hidup dengan asas saling menguntungkan melalui insting yang
diberikan oleh Allah, seperti Buaya dan burung pipit, seekor buaya besar dengan
gigi tajam membuka mulutnya lebar, lalu
masuklah seekor burung pipit kemulut buaya itu. Burung pipit itu membersihkan sisa-sisa makanan yang masih terdapat
disela-sela giginya. Setelah itu burung pipit keluar dari mulut buaya itu
dengan selamat.
Semuanya Bisa Untung
Stephen
R. Cover menyatakan “Pada hakikatnya sebagaian besar sikap adalah bagian dari
realitas yang menuntut kerja sama dan
tolong menolong di antara kita dan orang
lain. Karna itu filsafat untung untuk semuanya adalah satu-satunya pilihan dari lima pilihan yang ada.” Beliau menjelaskan
lebih lanjut bahwa keempat pilihan lainya mendatangkan akan mendatangkan
kerugian bagi diri sendiri sekaligus orang lain. Lima pilihan itu ialah;
1 1. Saya untung, Anda rugi.
Mereka yang meyakini hidup adalah
pertarungan akan meliliki keyakianan bahwa kebaikan hanya untuk dirinya dan keburukan hanya untuk orang lain. Seorang yang cara
berpikirnya cenderung dikuasai oleh egoism. Parahnya adalah senang memperoleh keuntungan diatas
penderitaan yang lain, karnanya menjegal hak-hak yang lain itu menjadi hal yang
biasa untuk mendapatkan kebaikan dalam
kehidupannya. Tipe manusia seperti ini akan merasa senang dan bahagia dengan
keberhasilan pribadi, lalu akan merasa tidak senang bahkan menderita ketika
orang lain mendapatkan keberhasilan, sebaliknya merasa bahagia jika mendengar
orang lain gagal, walaupan tidak
menampakannya.
2 2. Saya Rugi, Anda untung.
Orang tipe ini adalah mereka yang
memiliki sebuah keyakinan berani mengabaikan kebaikkan dan hak-haknya sendiri
demi orang lain. Pada dasarnya mereka
tidak memiliki keperibadian bahkan peganganan hidup. Mereka melangkah mengikuti
jalan yang ditujukan orang lain, bertindak atas arahan dan kemauan orang
lain.Konsep ini bahkan lebih buruk dari yang sebelumnya karean tidak memiliki
tujuan dan orientasi.
Bagaikan
boneka yang digerak-gerakan oleh pemiliknya. Orang-orang yang memiliki
pemikiran seperti ini akan mengalami banyak perasaan negative, lalu menyimpanya
sendiri di dalam hati. Merurut Ahmad al-Aththar, perasaan tidak diungkapkan
oleh pemiliknya takakan bisa mati untuk selamanya, ia terus hidup lalu akan
mengakibatkan berbagai macam penyakit psikologis akut.
Ciri
yang nyata dari orang seperti ini, ketika Anda ajak bicara orang tipe ini Anda
akan tahu berapa ia tidak memiliki kepribadian. Apa pun yang Anda katakana
selalu setuju, menerima bulat-bulat apa yang mereka katakana sehingga tak
satupun mengemukakan pemikiranya. Ini tentunya merupakan factor kelemahan,
kekerdilan, dan perasaan kalah yang bersemayam didalam dirinya, M. Ahmad
al-Aththar menjelaskan lebih lanjut.
33. Saya rugi, Anda rugi
Prinsip dasar dari pemikiran ini adalah
“Kehancuran untuk semuanya”. Orang yang menganut pemikiran ini selalu menbarkan
permusuhan, tak pernah peduli terhadap sekelilingnya. Melukai, menyakiti dan
menghancurkan orang lain adalah tujun utamanya, bahkan rela membayar dengan
harga berapapun asalkan tujuanya kesampaian. Perasaannya selalu diliputi rasa
dendam. Mereka itu punya ganguan kejiwaan. Sepanjang sejarah pemikiran inilah
yang menghancurkan peradaban. Sehingga konsep pemikiran inilah yang paling
berbahaya.
44. Hanya saya yang untung
Jenis pemikiran ini hanya peduli dan
tertuju apa kepantingan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain,
saudara, teman dan umat. Orang yang menganut paham ini sangat lemah pengaruhnya
bahkan tidak ada sama sekali, semua ini disebabkan mereka hanya memperdulikan
kepentingannya saja.
55. Anda Untung, Saya pun
untung
Jenis pemikiran terakhir, di sebutkan
oleh M. Ahmad al-athtar sesuai dengan ajaran islam yaitu sama-sama saling
menguntungan. Dengan menganut pemikiran ini, seseorang akan berusaha untuk
mewujudkan kemaslahatan bagi dirinya dan orang lain disekitarnya. Mereka
menyadari sebagai makhuk yang tidak bisa lepas dari bantuan orang lain maka
prinsip ini akan mmenghadirkan akan pentingnya kepedulian.
Hukum tarik-menarik
adalah hukum paling indah. Hukum ini tekun dan setia, memberi kepada setiap
orang, apa yang di fokuskan secara dominan oleh
mereka. Anda bukanlah perkecualiaan dalam hokum ini, dan hokum ini milik
anda untuk digunakan demi apapun yang di inginkan. Hukum ini tak bisa gagal,
Kita hanya perlu belajar menggunakannya dengan benar.
-Rhonda Byrne-
0 komentar:
Posting Komentar