Mungkin
saja Anda berpikir bagaimana bisa pikiran itu diikat, bukankah pikiran itu
sesuatu yang abstrak dan yang dapat diikat adalah sesuatu yang dapat ditangkap
dengan indra. Untuk itu sebelum saya
melanjutkan pembahasan tentang mengikat pikiran, saya ingin sedikit mengulas
pembhasan yang lalu tentang otak. Bahwa yang membuat otak seseorang menjadi
cerdas dibandingkan yang lain adalah karena terjadinya koneksi diantara sel-sel
otak (neuren), semakin banyak terjadinya koneksi maka semakin cerdas otak itu.
Dan yang membuat terjadinya koneksi itu adalah dengan kegiatan belajar.
Dr.
Diamond adalah orang yang mendapatkan penghargaan untuk membeda dan mempelajari
otak Albret Einstein, penemuanya yang menarik adalah tidak menemukan perbedaan secara fisik antra
otak enstein dengan yang lain selain ditemukannya satu area yang disebut Area
39 (bagian dari neokorteks yang terletak dibagian atas belakang otak kita).
Bahwa Enstein memiliki area 39 yang sangat berkembang –Jumlah sel glial yang
sangat banyak secara signifikan memperbesar area 39 otak Enstein. Tenyata
Enstein telah berhasil melakukan latihan otak sepejang hidupnya.
Belajar
adalah proses berpikir yang paling efektif dan untuk berpikir kita pun bisa
melakukan yang dengan santai, dalam pengertian tidak melakukan aktifitas badan.
Jadi sekomplek apapun masalah yang sedang dipikirkan seseorang, maka ia akan
terlihat santai, berbeda dengan bekerja –Aktifitas fisik- meski pekerjaannya
tergolong ringan.
Mengikat
adalah sebuah kegiatan yang harus dilakukan dengan cermat, jika mengikat tidak
dilakukan dengan cermat dan hati-hati
bisa jadi apa yang sudah diikat akan lepas atau hilang. Untuk mengikat
harus kuat. Seorang pengembala demikian menyesalnya saat didapati binatang ternaknya hilang, ia
menyesal karena ikatan tali yang mengikat ternaknya tidak kuat.
Tidak
jauh beda halnya dengan pikiran, itupun jika Anda menyadarinya. Setelah
demikian susahnya Anda melakukan kegiatan koneksi antr sel-sel otak dalam
kegiatan belajar dengan kurun waktu yang lama. Untuk itu mulailah untuk
mengikat pikiran Anda. Ustdz Jalaluddin
Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Belajar cardas menyatakan mengikat pikiran
itu dengan kata-kata. Ada dua cara mengikat pikiran dengan kata bisa dengan
bicara dan menulis.
Lebih
lanjut ustdz Jalal menerangkan bahwa berbicara itu memungkinkan Anda untuk
mengatur dan menyusun pikiran. Hanya saja berbicara tidaklah cukup, mengapa?
Karena ketika bicara saja tentu akan berbekas saat Anda bicara saja dan setelah
selesai pembicaraan apakah anda bisa mengingat semua apa yang telah anda bicarakan. Untuk itu
berbicara saja tidak dapat benar-benar cukup untuk mengikat pikiran. Mengikat
pikiran sama seperti memintal kain –menyusun satu demi satu benang-. Dengan
menuliskan pikiran Anda sendiri itulah cara yang epektif untuk mengikatnya,
sebab seperti halnya memintal menghasilkan kain, menulis juga menghasikan tulisan. Dengan demikian tulisan-tulisan yang
bisa anda baca dibuku-buku itu adalah hasil buah pikiran, meskipun penggagasnya
sudah meninggal idenya masih tetap hidup.
articel dikutip dari Buku Inspirasi Hidup Bahagia dan Sukses, Karya Tubagus salim
0 komentar:
Posting Komentar