Seorang penulis adalah orang yang menulis. Ia menulis
dalam keadaan apapun, saat bersedih, tertekan, suka cita, ketika jatuh cinta,
Ia akan selalu menulis. Baginya menulis bukan untuk orang lain melainkan untuk
dirinya sendiri. Mengapa? Karena dengan menulis, bisa memperringan saat tertekan, pelipur lara saat sedih, menjadi
potret bahagia yang selalu abadi. Dilihat dari sudut apapun menulis adalah kebaikan,
sekalipun konten yang dibawakannya tidak begitu menunjukan citra kebaikan.
Saya sangat
percaya bahwa jika setiap pagi kita luangkan waktu beberapa saat untuk
menuliskan segala hal yang kita perlukan, segala hal yang membuat kita gelisah,
atau menuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran, niscaya kita akan
memperoleh suatu ketenangan tersendiri. Dimana saat segalanya tertumpuk dalam
pikiran, maka pikiran membutuhkan aliran untuk mengalirkan tumpukan-tumpukan
ide yang melimpah ini. Maka pesan saya menulislah pagi ini, menulis, menulislah
tanpa kamu berpikir sekalipun.
Ada teman saya
yang bertanya, “saat kita mencoba mengalirkan Ide kedalam tulisan saya
merasakan banyak sekali hambatan padahal ide yang bercongkol dipikiran banyak
sekali.” Saya kira tidak hanya Anda,
para penulis propesional pun pada pase itu mengalami hal yang serupa. Hambatan
atau mandeg itu hanya perkara keterbiasaan saja, saya yakin sekali setika Anda
sudah terbiasa mengungkapkannya lewat tulisan, segala hambatan laun-laun akan mencair
dengan sendirinya. Tak perlu khawatir ini permasalahan waktu saja, yang penting
Anda jangan berhenti saja.
Saya percaya bahwa setiap hari akan muncul kejutan-kejutan baru yang
membuat kita terperangakah. Untuk itu saya tidak sabar menunggu kejutan apa
yang akan hadir sebentar lagi, maka saya menulis untuk mempercepat hadirnya
kejutan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar